Kabanjahe | Faktual86.com : Sebagai seorang guru disalah satu sekolah negeri di Kabupaten Dairi, membuat Ida Sherliani Purba (56) warga Desa Sumbul, Kabupaten Dairi harus konsisten menjaga pola hidup sehat. Namun, di balik upaya pola hidup sehat yang ia terapkan, Ida mengaku memiliki tantangan besar yaitu penyakit asam lambung yang dideritanya.
Hal ini disampaikan salah seorang nasabah BPJS Kesehatan, Sherliani Purba melalui Siaran Pers BPJS Kesehatan kepada Awak media, Kamis (6/3), mengungkapkan bahwa penyakitnya tersebut bisa kambuh kapan saja, terutama saat ia lengah dalam mengatur pola makan.
“Malam itu saya tidak bisa tidur, mungkin karena lagi banyak pikiran dan hari itu saya mengajar sehari penuh. Ditambah lagi memikirkan anak-anak saya yang merantau untuk bekerja di luar kota, rasa rindu kadang tidak terbendung. Rasa itu yang membuat saya menjadi cemas akan kondisi anak-anak.
Kalau sudah banyak yang dipikirkan pasti penyakit asam lambung saya pun kambuh,” ungkap dia.
Menurut Ida saat bangun dipagi hari, lambungnya terasa sangat perih dan begah. Ida mencoba untuk sarapan dan minum obat untuk mengurangkan rasa sakitnya. Namun mual yang dirasakan semakin sering, dan menjelang siang perut Ida semakin terasa tidak nyaman dan sakit. Akhirnya sang suami membawa Ida untuk berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat ia terdaftar.
“Sesampainya di FKTP saya langsung diperiksa oleh petugas medis dan diberikan obat pereda rasa nyeri khusus lambung. Setelah itu saya diberikan izin untuk pulang kerumah, namun rasa nyerinya tak kunjung berkurang. Lambung saya semakin begah dan sakit, suami saya pun bergegas untuk membawa saya kembali ke FKTP,” lanjut Ida.
Ida menambahkan, menurut tenaga medis yang memeriksanya, ia membutuhkan penanganan medis lanjutan, akhirnya Ida dirujuk untuk ke Fasilitas Kesehatan Rawat Tingkat Lanjut (FKRTL). Kondisinya sewaktu sampai di FKRTL sudah keringat dingin dan tidak sanggup lagi untuk bergerak karena menahankan sakitnya.
Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Ida merasakan manfaat yang sangat besar. Melalui Program JKN, Ida tidak lagi khawatir akan biaya pengobatan. Pelayanan di fasilitas kesehatan juga sangat baik dan tidak ada perbedaan. Ida mengapresiasi pelayanan yang diberikan pihak FKTP dan FKRTL, termasuk seluruh tenaga medisnya yang profesional.
Kemudahan lain yang dirasakan Ida adalah cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital di Aplikasi Mobile JKN saat mengakses layanan kesehatan.
“Hal ini sangat membantu peserta yang mungkin lupa membawa kartu fisik. Dengan pengalaman positif yang saya rasakan selama menjadi peserta JKN, saya berusaha untuk terus mengecek keaktifan kepesertaan kami sekeluarga. Bagi saya, Program JKN bukan hanya memberikan perlindungan kesehatan, tetapi memberikan rasa nyaman saat menghadapi berbagai risiko kesehatan yang mungkin terjadi,” tutur Ida.
Di tengah kehidupan bermasyarakat Ida juga turut mengingatkan pentingnya membayar iuran secara rutin kepada sanak saudaranya yang terdaftar sebagai peserta mandiri. Hal ini dilakukan ida untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa konsep JKN adalah gotong royong, iuran peserta yang sehat digunakan untuk membiayai peserta yang sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Jadi jangan menganggap iuran kita sia-sia, jika kita sehat artinya kita telah membantu saudara kita yang membutuhkan. BPJS Kesehatan adalah harapan bagi kita semua, terutama bagi mereka yang membutuhkan akses layanan kesehatan yang terjangkau. Mari kita dukung bersama demi kesehatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena telah menjamin kesehatan saya,” jelas Ida.
Ida berharap agar Program JKN terus hadir dan berkembang untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Baginya, dengan Program JKN yang luar biasa ini memberikan setiap orang mendapatkan akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara. (Pangab).
.jpg)
